Kok Nasihat Tak Mempan? Mungkin 5 Kesalahan Ini Jawabannya

 

Kegiatan belajar

Madrasah Aliyah 45 Gianyar,- Dalam dunia pendidikan, guru bukan hanya penyampai materi pelajaran. Lebih dari itu, guru adalah teladan—sosok yang diamati, ditiru, dan dijadikan acuan oleh para siswa dalam bersikap dan berperilaku. Karena itu, keteladanan adalah cara mengajar yang paling kuat. Nasihat yang baik tidak akan berarti jika tidak sejalan dengan tindakan sehari-hari. Berikut lima kesalahan penting yang harus dihindari oleh guru agar teladan yang diberikan benar-benar menginspirasi.

 

1. Memberi Nasihat, Tetapi Tidak Sesuai Perilaku Sehari-Hari

Nasihat yang disampaikan guru seharusnya selaras dengan perbuatan. Ketika guru meminta siswa berperilaku baik, jujur, atau bertanggung jawab, namun kesehariannya menunjukkan hal berbeda, nasihat itu kehilangan kekuatan. Siswa melihat ketidakkonsistenan ini dan perlahan menganggap arahan guru sebagai sesuatu yang tidak perlu ditiru. Keteladanan dalam tindakan adalah fondasi utama kepercayaan.

 

2. Menyuruh Murid Disiplin, Sementara Guru Sering Terlambat

Disiplin adalah nilai penting dalam dunia pendidikan. Namun, guru tidak bisa menuntut siswa tepat waktu jika dirinya sendiri sering terlambat masuk kelas, mengumpulkan nilai, atau menyelesaikan tugas sekolah. Ketidakselarasan ini membuat moral siswa turun dan pesan tentang disiplin menjadi hambar. Guru yang hadir tepat waktu secara konsisten akan membuat siswa lebih mudah mengikuti aturan yang sama.

 

3. Mengajarkan Sopan Santun, Tetapi Berbicara Dengan Kata-Kata Kasar

Sopan santun bukan hanya teori—ia harus hadir dalam cara guru bertutur, menghargai orang lain, dan merespons situasi sulit. Guru yang mengajarkan pentingnya kesantunan, namun menggunakan bahasa keras atau merendahkan, secara tidak langsung menanamkan bahwa sopan santun hanya berlaku sepihak. Keteladanan dalam berbicara lembut dan menghargai siswa adalah pelajaran berharga yang akan mereka ingat seumur hidup.

 

4. Menuntut Murid Rajin Belajar, Tetapi Jarang Mempersiapkan Materi

Siswa diminta rajin, aktif, dan serius belajar. Namun, ketika guru sendiri datang ke kelas tanpa persiapan, mengajar dengan asal-asalan, atau tidak memperbarui pengetahuan, siswa menangkap pesan bahwa belajar itu tidak penting. Guru yang mempersiapkan materi dengan baik akan memotivasi siswa untuk melakukan hal yang sama.

 

5. Mengajarkan Keadilan, Tetapi Berlaku Tidak Adil di Kelas

Perlakuan yang tidak adil—seperti pilih kasih, memandang sebelah mata, atau memberikan hukuman tidak proporsional—dapat merusak hubungan guru dan siswa. Guru adalah figur yang seharusnya memberikan rasa aman dan keadilan di kelas. Sikap objektif dan adil bukan hanya meningkatkan kepercayaan siswa, tetapi juga membentuk karakter mereka dalam memperlakukan orang lain.

 

Keteladanan Adalah Kekuatan Mengajar Terbesar

Anak-anak lebih cepat meniru daripada mendengar. Karena itu, menjadi guru berarti siap menjadi contoh hidup yang menginspirasi. Keteladanan yang baik akan membuat nasihat lebih mudah diterima, pembelajaran lebih berkesan, dan hubungan guru–siswa lebih harmonis. Saat kata-kata selaras dengan tindakan, pendidikan mencapai kekuatan sejatinya.

 


Komentar